Monday 18 April 2011

Curhat Malam Kita

Ku bisikkan kata kalbuku dalam hembusan malam.



Malam minggu. Tanggal 16 April 2011.

    Aku bergegas bergabung dengan kalian. Menikmati gorengan yang baru saja kau beli dan kugabungkan dengan gorengan sisa beberapa jam yang lalu. Kita bercerita tentang cintamu, karena kau begitu antusias menceritakannya. Lika-liku cintamu dengan pria berkawat gigi, berbadan pendek dan beralis tebal dilanjutkan dengan pria berinisial R, adik dari tetangga sebelah yang berwatakan diluar dugaanmu. Tawamu sungguh bergemuruh— Lepas—seolah menikmatinya. Sesekali kau pegang rambutmu hingga kusut sedangkan aku meyesap perlahan teh “tarikk” hasil pemberian tante yang duduk dipinggir kirimu. Tante saudara kita. Saudara beda mamak beda bapak, tapi satu ikatan yaitu batin. Samping kirimu aku terduduk mendengarmu bercerita. Ku timpali beberapa guyonan nyata tentang cintaku pada dia yang absurd. Kalian tertawa. Begitupun Om yang duduk diteras. Kalian boleh menertawakanku dan heran tentang kisahku tapi tidak bisa ku pungkiri, ini selalu menghantuiku. Memimpikan rambutnya yang tergerai di atas buah dada dengan muka rata. Aku tak tahu kenapa ia harus bermuka rata. Kata kalian dengan gaya yang menyudutkanku bahwa aku belum siap untuk menceritakannya. Menceritakan kisah cintaku?. Sungguh tidak ada rahasia diantara kita.

    Cerita pun kini terus berlanjut tentang keegoisanmu dan selingan ke-rocker-anku serta tentang hubungan kita yang masih kau pertanyakan. Beberapa kali pula kita menyentil saudara-saudara kita dalam curhatan malam ini. Mereka dan pacar-pacarnya serta kesibukan yang mengharuskan meninggalkan kita sejenak. Aku dan kau hanya mampu menghitung hari di kala mereka tersandung dan lari kepelukan kita. Begitu ironis dan melegakan, bukan? 

    Akhirnya, teh ku telah habis begitupun dengan kisahku. Teringat tentang inisiatif untuk membuat cerpen aku pamit ke kamar samping. Sayup-sayup aku masih mendengar kalian tetap melanjutkan sesi curhat. Dalam langkahku, ku berpikir “Ini salah satu malam minggu yang indah, kan?”. Bersama cerita, tawa dan tentu saja kita.


Makassar, Wessabe
4/16/2011 11:16:50 PM

No comments: