Friday 15 June 2012

Kunjungan Penulis Ke SOKOLA

Kunjungan Penulis Ke SOKOLA
Sederhana
Bukan berarti biasa
Karena ada keinginan yang luar biasa
Membara masing-masing ditiap mereka.

***

Kali ini penulis muda, Rini Maya yang berasal dari Manokwari dan Uthaya Sankar yang merupakan penulis berbakat dari Negara Tentangga, Malaysia, dicoba untuk melihat secara langsung salah satu sisi kelam dari kota Makassar dibidang pendidikan. Mereka di ajak bergaul secara nyata dan dekat dengan sekelompok anak-anak kecil yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun di wilayah Mariso, daerah pesisir Pantai Kota Makassar, dengan tingkat illiteracy yang terbilang sangat tinggi. Hal ini memberikan kesan kontraks dengan daerah disekitar Tanjung Bunga yang terkenal sebagai salah satu kawasan elit di Kota Makassar.

Sokola merupakan suatu wadah bagi siapa saja yang ingin berbagi ilmu dan keterampilan yang mereka miliki dengan anak pribumi yang buta aksara. Sokola  yang dicetus oleh Butet Mannurung dengan berangkat dari misi awal yaitu mengajarkan anak-anak dan warga sekitar yang masih buta aksara untuk bisa membaca dan menulis serta keterampilan lain yang kelak sebagai bekal masa depan mereka.
 
Sesampai di Sekola, kami disambut dengan keceriaan anak-anak yang sedang belajar meski ada beberapa tangis-tawa diantara mereka. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa dan entah mengapa merupakan pengalaman berharga. Saya dan penulis mencoba mengakrabkan diri dengan perkenalan seadanya dan dilanjutkan dengan bernyanyi ria bersama mereka. Mulai dari lagu “balon”, “jempol” hingga lagu “head, shoulder and toe” sambil bergoyang-goyang mengikuti mereka meragakan gaya lagu tersebut. Sesekali kami tertawa melihat tingkah kekonyolan  dan polos mereka dan tentu saja juga menertawakan diri kami sendiri.
Lelah dengan suguhan nyanyian, penulis mencoba menghibur mereka yang mulai kebosanan dengan mencoba membacakan beberapa dogeng lokal. Alhasil mereka antusias menyimak dengan bergegas duduk rapi dan mendengarkan dengan  seksama cerita yang dibawakan oleh Uthaya dan Maya. Tak terasa pelajaraan telah selesai untuk hari ini dan jam pun menunjukkan saatnya untuk waktu pulang ke rumah. Mereka berdoa dan bersalaman pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.

Setelah itu kami mecoba menggelar diskusi kecil-kecilan untuk para guru Sokola dan mencoba untuk saling membagi pengalaman dalam mengajar.

***

Berikut kesimpulan dari diskusi singkat kami dengan para pengajar Sokola Mariso:

Sokola sekarang memiliki lima tenaga pengajar, dua guru IT dan tiga guru remaja Bahasa Inggris dan Komputer. Kendala yang dihadapi memang terkadang cukup sulit seperti adanya faktor dari orang tua yang kerja atau begadang sehingga tidak sempat mengantar anaknya ke Sokola, dan hal ini dapat memicu anak menjadi malas datang belajar. Terkadang pula adaptasi anak-anak yang baru masuk, yang sangat susah diatur serta selalu menangis mencari orang tuanya. Namun masalah yang paling disayangkan ketika beberapa orang tua diantara mereka yang memutuskan untuk bercerai. Membuat mereka harus kehilangan murid karena otomatis muridnya harus memilih mengikuti ayah atau ibunya. Namun kendala-kendala itu menjadi semangat bagi mereka untuk tetap mengajar. Terkadang pula mereka menemukan kasus disleksia pada beberapa murid sehingga mereka harus memberika pendekatan personal dan sabar dalam menghadapinya. 

Sama halnya dengan Sekolah pada umumnya, Sokola juga memulai jam pelajaran dari pukul 07.00 hingga pukul 10.30 dengan aneka pelajaran seperti menggambar, membaca, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab di hari Jumat. Biasanya penerimaan siswa baru dibuka pada bulan Juli. Hal yang yang tidak biasa dari Sokola, ia menerapkan sistem teacher living maksudnya tenaga pengajar akan tinggal di Sokola selama 24 jam sehingga memberikan akses luas kepada masyarakat yang ingin belajar dan konsultasi tentang pelajaran. Progress murid akan di sharing bersama terhadap guru lainnya, sehingga mereka akaan mendapatkan bekal bagaimana cara menghadapi anak tersebut kelak serta seluruh guru akan dilibatkan dalam proses belajar-mengajar sebagai interaksi awal mereka jadi ketika guru yang satu berhalangan, murid tidak akan merasa canggung diajar oleh guru yang lainnya.

Ada beberapa cerita yang lucu yang pernah dialami oleh para pengajar di Sokola, salah satunya mereka terkadang mendapati beberapa anak-anak yang saking semangatnya belajar terpaksa tidak sempat mandi datang ke Sokola dikarenakan pula oleh kurangnya perhatian orang tua yang sibuk bekerja dan begadang. Seharusnya hal ini menjadi cambuk bagi para orang tua agar lebih memperhatikan anak mereka namun disayangka pula banyak kasus yang ditemukan ternyata orang tua murid juga mengalami buta huruf. Tragis, dunia pendidikan di Indonesia seolah menjelma menjadi barang yang mahal dan langka tidak seperti yang dielukkan oleh pemerintah kita. Semoga kedepannya dunia pendidikan kita bisa lebih baik lagi. Amin.

 “Pengetahuan bukanlah hal eksklusif bagi saya, selama kau memiliki kata, dan pulpen maka ‘Make own your story’” –Maya- 

***

Sekedar Info:

Sekarang ini Sokola butuh uluran tangan kita semua agar mereka tidak sampai gulung tikar dan memutus impian anak-anak kurang beruntung di pesisir pantai kota Makassar itu. Sokola butuh dana untuk pindah ke tempat yang baru, tempat yang mungkin akan lebih bisa membuat mereka tenang.
Bagi anda yang berniat untuk mengulurkan tangan, ada banyak ragam cara. Di antaranya :

Memberikan donasi sukarela kepada mereka melalui akun :
BNI Cab. Mattoangin,
a.n. Andi Sulfiani qq Sokola Pesisir
no. 0243682214
Menyumbangkan pakaian layak pakai anda yang nantinya akan dijual murah kepada masyarakat setempat dan hasil penjualannya akan ditabung untuk penggalangan dana sekolah mereka.
 
Sumbangan pakaian layak pakai anda bisa diberikan langsung ke alamat
  • Sokola Pesisir Mariso di Jl. Nuri lr. 300, no 131, Makassar (a.n Efi Sulfiani di  081355505895, Habibi di  081242249056 dan Imran di 082190358797)
  • Kampung Buku, Komp. CV Dewi, Jl. Abd. Dg. Sirua 192E, Makassar (a.n  Anwar Jimpe Rahman, 081342398338)
Membeli produk karya anak-anak Pesisir Mariso berupa kerajinan tangan, buku, foto, lukisan dan film. Info mengenai produk anak-anak Pesisir Mariso bisa menghubungi : Efi Sulfiani (081355505895)
Menyebarluaskan informasi ini ke sanak, kerabat, teman dan handai taulan lainnya.
Memberitahu bos, pimpinan, direksi kantor tempat anda bekerja agar diikutkan kedalam program CSR kantor anda.
Turut hadir dan berpartisipasi pada acara penggalangan dana yang pelaksanaannya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Mari meluangkan waktu dan rejeki kita untuk membantu Sokola , agar mimpi anak-anak kurang beruntung itu bisa jadi kenyataan.

Informasi lain tentang Sekola Pesisir atau Sokola Makassar dapat diakses di : http://sekolahpesisir.wordpress.com/2012/01/15/sekolah-pesisir/

Mari berbagi, sebarkan hashtag #HelpSokolaMakassar

Makassar International Writers Festival 2012 
http://rumata-artspace.org/
Oleh: Kamaluddin Khaedar

No comments: