Mendadak Menjadi Volunteer

Ini berawal dari sms aneh seorang
teman, Imut, yang menanyakan tentang alamat e-mailku. Awalnya aku berpikir
tentang “job” walaupun dengan embel volunteer di dalamnya, namun entah mengapa
tak jua mengurangi niatku untuk membalasnya dengan sigap. Kaka_he3x@yahoo.co.id langsung muncul “pesan terkirim” dilayar monochrome
hapeku. Ternyata dia yang dimandatkan Uthie untuk bertugas mendaftar e-mail
kami, bukan karena kenapa tapi hanya dia yang sempat online disaat kami suntuk
sama aktifitas yang menumpuk akhir-akhir ini.
Selang beberapa hari. Mungkin
dikarenakan hapeku hilang dikala aku pergi buru-buru, membuatku pesimis
mendapatkan panggilan dari event menulis berskala internasional, MIWF 2012 itu.
Tiba-tiba Uthie, salah satu sahabatku, di waktu senggam yang tak pas, berseru,
“Ndak dapatko telpon dari panitia Makassar International?”Aku, jibs dan imut
yang kebetulan duduk di dekatnya tepat depan kamar kos yang telah dibaptis
sebagai markas kami, serentak membalas, “ndak” ditemani kepala yang digelengkan
dan suara yang menggantung diakhir kata.
Esoknya, Uthie mendapat sms untuk
rapat di BaKti jam 12 siang tapi berlawan dengan sms Jibs yang di suruh merapat
di Benteng Rotterdam jam 3 sore. Uthie mencoba membujuk kami untuk ikut namun
hanya aku yang bebas, Imut sibuk untuk ujian dan kuliahnya sementara Jibs harus
mengurus tanda tangan pembimbing skripsi untuk dikumpul segera. Dua petanda
gugur, duanya lagi makin bertaji.
Berangkat dengan niat
memperbanyak pengalaman, aku dan Uthie memantapkan tujuan untuk tetap bergabung
di MIWF ini. Karena biasanya kami saling mempengaruhi seperti halnya mood, tapi
tidak kali ini, untukku dan Uthie. Sesampainya di BaKti, seorang wanita berusia
dua puluhan dengan jilbat coklat dan baju pink menyambut kami sambil
memperkenalkan nama.
“Afdal”
“Kamal”
“Uthie”
Setelah perkenalan yang sengaja dipersingkat,
segera dia memperlihatkan kertas-kertas yang berisi schedule event dan susunan panitia.
Yes! Girang diriku berasa terbang ditempatkan sebagai bagian dari media, senang
bertambah lipat ketika diminta menjadi penulis laporan acara. Tentu kusanggupi
dengan matang, alasannya sederhana karena aku cinta pada dunia kepenulisan dan aku
termasuk orang yang suka mengamati.
Jam 3 sore kami pamit dan
meluncur ke Rotterdam yang kelak menjadi kesekretariatan acara bergensi ini.
Menunggu. Sepi. Jam 4 lewat. Tidak ada kejelasan. Bimbang menghampiri, manalagi
publikasinya MINUS. Hape bordering petanda sms masuk. Jam 7 kumpul di Rumata’ Jln. Bontonompo No. 12A, Gunung Sari
makassar
Rapat digelar, pembagian jobdesc
besok --hari pertama MIWF-- ditetapkan. Rapat berlangsung ringkas. Padat dan
monoton. Yah! Namanya juga belum saling mengenal satu sama lain. Apalagi
faktanya, ini bukan rapat perdana. Berarti aku melewatkan banyak hal termasuk
garis start untuk sebuah pertemanan. Jadi beberapa dari 45 volunteers, harus
diam-diaman dan menimpal pembicaraan seadanya.
Hasil rapat untukku: meliputi
pres-rilis Makassar International Writers Festival 2012, di Djuku, Wisma Kalla.
Well, sebuah awalan yang bagus sekaligus menggiurkan. Ini namanya batu
loncatan, bukan? haha :)
No comments:
Post a Comment