Kunjungan
Penulis Ke SOKOLA
Sederhana
Bukan berarti biasa
Karena ada keinginan
yang luar biasa
Membara masing-masing
ditiap mereka.
***
Kali ini penulis
muda, Rini Maya yang berasal dari Manokwari dan Uthaya Sankar yang merupakan
penulis berbakat dari Negara Tentangga, Malaysia, dicoba untuk melihat secara
langsung salah satu sisi kelam dari kota Makassar dibidang pendidikan. Mereka
di ajak bergaul secara nyata dan dekat dengan sekelompok anak-anak kecil yang
berusia sekitar 5 sampai 6 tahun di wilayah Mariso, daerah pesisir Pantai Kota
Makassar, dengan tingkat illiteracy yang terbilang sangat tinggi. Hal ini
memberikan kesan kontraks dengan daerah disekitar Tanjung Bunga yang terkenal
sebagai salah satu kawasan elit di Kota Makassar.
Sokola merupakan suatu
wadah bagi siapa saja yang ingin berbagi ilmu dan keterampilan yang mereka
miliki dengan anak pribumi yang buta aksara. Sokola yang dicetus oleh Butet Mannurung dengan berangkat
dari misi awal yaitu mengajarkan anak-anak dan warga sekitar yang masih buta
aksara untuk bisa membaca dan menulis serta keterampilan lain yang kelak sebagai
bekal masa depan mereka.
Sesampai di Sekola,
kami disambut dengan keceriaan anak-anak yang sedang belajar meski ada beberapa
tangis-tawa diantara mereka. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa dan entah
mengapa merupakan pengalaman berharga. Saya dan penulis mencoba mengakrabkan
diri dengan perkenalan seadanya dan dilanjutkan dengan bernyanyi ria bersama
mereka. Mulai dari lagu “balon”, “jempol” hingga lagu “head, shoulder and toe”
sambil bergoyang-goyang mengikuti mereka meragakan gaya lagu tersebut. Sesekali
kami tertawa melihat tingkah kekonyolan dan polos mereka dan tentu saja juga
menertawakan diri kami sendiri.
Lelah dengan suguhan nyanyian,
penulis mencoba menghibur mereka yang mulai kebosanan dengan mencoba membacakan
beberapa dogeng lokal. Alhasil mereka antusias menyimak dengan bergegas duduk
rapi dan mendengarkan dengan seksama
cerita yang dibawakan oleh Uthaya dan Maya. Tak terasa pelajaraan telah selesai
untuk hari ini dan jam pun menunjukkan saatnya untuk waktu pulang ke rumah.
Mereka berdoa dan bersalaman pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.
Setelah itu kami
mecoba menggelar diskusi kecil-kecilan untuk para guru Sokola dan mencoba untuk
saling membagi pengalaman dalam mengajar.
***
Berikut kesimpulan
dari diskusi singkat kami dengan para pengajar Sokola Mariso:
Sokola sekarang
memiliki lima tenaga pengajar, dua guru IT dan tiga guru remaja Bahasa Inggris
dan Komputer. Kendala yang dihadapi memang terkadang cukup sulit seperti adanya
faktor dari orang tua yang kerja atau begadang sehingga tidak sempat mengantar
anaknya ke Sokola, dan hal ini dapat memicu anak menjadi malas datang belajar.
Terkadang pula adaptasi anak-anak yang baru masuk, yang sangat susah diatur
serta selalu menangis mencari orang tuanya. Namun masalah yang paling
disayangkan ketika beberapa orang tua diantara mereka yang memutuskan untuk
bercerai. Membuat mereka harus kehilangan murid karena otomatis muridnya harus
memilih mengikuti ayah atau ibunya. Namun kendala-kendala itu menjadi semangat
bagi mereka untuk tetap mengajar. Terkadang pula mereka menemukan kasus
disleksia pada beberapa murid sehingga mereka harus memberika pendekatan
personal dan sabar dalam menghadapinya.
Sama halnya dengan
Sekolah pada umumnya, Sokola juga memulai jam pelajaran dari pukul 07.00 hingga
pukul 10.30 dengan aneka pelajaran seperti menggambar, membaca, Bahasa Inggris
dan Bahasa Arab di hari Jumat. Biasanya penerimaan siswa baru dibuka pada bulan
Juli. Hal yang yang tidak biasa dari Sokola, ia menerapkan sistem teacher living
maksudnya tenaga pengajar akan tinggal di Sokola selama 24 jam sehingga
memberikan akses luas kepada masyarakat yang ingin belajar dan konsultasi
tentang pelajaran. Progress murid akan di sharing bersama terhadap guru
lainnya, sehingga mereka akaan mendapatkan bekal bagaimana cara menghadapi anak
tersebut kelak serta seluruh guru akan dilibatkan dalam proses belajar-mengajar
sebagai interaksi awal mereka jadi ketika guru yang satu berhalangan, murid
tidak akan merasa canggung diajar oleh guru yang lainnya.
Ada beberapa cerita
yang lucu yang pernah dialami oleh para pengajar di Sokola, salah satunya
mereka terkadang mendapati beberapa anak-anak yang saking semangatnya belajar
terpaksa tidak sempat mandi datang ke Sokola dikarenakan pula oleh kurangnya
perhatian orang tua yang sibuk bekerja dan begadang. Seharusnya hal ini menjadi
cambuk bagi para orang tua agar lebih memperhatikan anak mereka namun
disayangka pula banyak kasus yang ditemukan ternyata orang tua murid juga
mengalami buta huruf. Tragis, dunia pendidikan di Indonesia seolah menjelma
menjadi barang yang mahal dan langka tidak seperti yang dielukkan oleh
pemerintah kita. Semoga kedepannya dunia pendidikan kita bisa lebih baik lagi.
Amin.
“Pengetahuan bukanlah hal eksklusif bagi saya,
selama kau memiliki kata, dan pulpen maka ‘Make own your story’”
–Maya-
***
Sekedar
Info:
Sekarang ini Sokola butuh uluran
tangan kita semua agar mereka tidak sampai gulung tikar dan memutus impian
anak-anak kurang beruntung di pesisir pantai kota Makassar itu. Sokola butuh
dana untuk pindah ke tempat yang baru, tempat yang mungkin akan lebih bisa
membuat mereka tenang.
Bagi anda yang berniat untuk
mengulurkan tangan, ada banyak ragam cara. Di antaranya :
Memberikan
donasi sukarela kepada mereka melalui akun :
BNI Cab. Mattoangin,
a.n. Andi Sulfiani qq Sokola Pesisir
no. 0243682214
Menyumbangkan
pakaian layak pakai anda yang nantinya akan dijual murah kepada masyarakat
setempat dan hasil penjualannya akan ditabung untuk penggalangan dana sekolah
mereka.
Sumbangan pakaian layak pakai anda
bisa diberikan langsung ke alamat
- Sokola Pesisir Mariso di Jl. Nuri lr. 300, no 131,
Makassar (a.n Efi Sulfiani di 081355505895, Habibi di
081242249056 dan Imran di 082190358797)
- Kampung Buku, Komp. CV Dewi, Jl. Abd. Dg. Sirua 192E,
Makassar (a.n Anwar Jimpe Rahman, 081342398338)
Membeli produk karya anak-anak
Pesisir Mariso berupa kerajinan tangan, buku,
foto, lukisan dan film. Info mengenai produk anak-anak Pesisir Mariso bisa
menghubungi : Efi Sulfiani (081355505895)
Menyebarluaskan informasi ini ke sanak, kerabat, teman dan handai taulan lainnya.
Memberitahu bos, pimpinan, direksi
kantor tempat anda bekerja agar diikutkan kedalam program CSR kantor anda.
Turut hadir dan berpartisipasi pada
acara penggalangan dana yang pelaksanaannya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Mari meluangkan waktu dan rejeki
kita untuk membantu Sokola , agar mimpi anak-anak kurang beruntung itu bisa
jadi kenyataan.
Mari berbagi, sebarkan hashtag #HelpSokolaMakassar
Makassar International Writers Festival 2012
http://rumata-artspace.org/
Oleh: Kamaluddin Khaedar