Wednesday 27 June 2012

Ku Duga-Duga Hitam Pekatmu



Rasanya sudah lama aku ingin menulis ini untukmu,sayang. Sebuah puisi sederhana yang ku ibaratkan jembatan antara jarak diantara kita. Semoga kau tahu perasaanku. Dan aku menunggumu tersandung kemudian berteriak: “aku pulang!” dengan senyuman.

Ku duga duga hitam pekatmu
Untuk nirwana
Aku merindu masa lampau jauh hari,
Ketika bayangmu bertautan meminta ditengok.
Pada rintihan yang sempat kau maki,
dilolongan anjing terbuang sore itu.
Sembari sesekali kutuk--mengutuk bersusulan tuk terkasih.
Meski diakhiri ujung tawa bahak yang bergemuruh riuh.

Aku berpikir pertemuan hanyalah cerita gantung tanpa jeda
seperti kapas-kapas putih di atas gerai kanvas biru yang lebar.
berarak perlahan,  sedikit dan merangkul diawal dan akhiran
hingga dipenghujung titik, sulit bagimu menebak kisahnya

itu dulu, dikala masa mengenalmu dahulu.
kini duga-duga datang menduga.
Memeluk punggung dan berbisik mesra
Aku yang salah di aturan pertama
Membiarkan jerat melilit diriku.

Dan duga-duga makin tergugah
Bukan hanya hitam pekat namun juga membiru
Jarak sebentar diantara kita
Tak hanya kutempuh tapi tersesat dalam sebuah praduga.

Makassar, 6/26/2012 1:44:14 PM