Wednesday 18 May 2011

Hanya ketakutan belaka


Malam makin larut. Hanya cahaya lampu temaram yang berpijar. “saatnya terlelap” dogeng pun ada akhirnya. Pejamkan matamu rapat-rapat. Kantuk mulai menyergapmu dalam diam.
Saatnya merasakan tikaman mimpi, esoknya giliran realita. “aku ngantuk” kantukku hilang bersama embunan pagi. Gumpalan air itu menyapa dedaunan. Hasil pembentukan—entah apa istilahnya—malam itu. Pun hilang bersama uapan hasil sinaran matahari.

“hoaaaamm...” cahaya itu kian menyilaukan, mungkin hingga menembus isi tubuhku. Panas, rasanya panas terbakar. Segera kututup rapat-rapat gorden yang tersibak itu. Ku matikan lampu di pojok. Ku tutup pintu dengan sekali hentakan. Suaranya bantingannya menggema seisi ruangan. Ku jatuhkan tubuhku dengan lemas di atas kasur.  Belum saatnya aku menjalani ini? Tarikan selimut itu telah menutup separuh tubuhku. Tiba-tiba, serangan itu mematikanku lagi dalam alunan maya. Saatnya melanjutkan mimpi yang tertunda. Terlelap dalam ketakutan. Karena ini belum masaku untuk berpijak.

Makassar, 5/18/2011 3:57:30 PM

No comments: